Jumat, 25 Mei 2012

Prinsip Umum Dalam Merujuk Kasus Gawat Darurat Obstetri

PERTOLONGAN PERTAMA  KEGAWATDARURATAN OBSTETRI
Perdarahan yang mengancam nyawa selama kehamilan dan dekat cukup bulan meliputi perdarahan yang terjadi pada minggu awal kehamilan (abortus, mola hidatidosa, kista vasikuler, kehamilan ekstrauteri/ ektopik) dan perdarahan pada minggu akhir kehamilan dan mendekati cukup bulan (plasenta previa, solusio plasenta, ruptur uteri, perdarahan persalinan per vagina setelah seksio sesarea, retensio plasentae/ plasenta inkomplet), perdarahan pasca persalinan, hematoma, dan koagulopati obstetri.
1. Abortus
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi yang usia kehamilannya kurang dari 20 minggu. Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya amenore, tanda-tanda kehamilan, perdarahan hebat per vagina, pengeluaran jaringan plasenta dan kemungkinan kematian janin.
Pada abortus septik, perdarahan per vagina yang banyak atau sedang, demam (menggigil), kemungkinan gejala iritasi peritoneum, dan kemungkinan syok. Terapi untuk perdarahan yang tidak mengancam nyawa adalah dengan Macrodex, Haemaccel, Periston, Plasmagel, Plasmafundin (pengekspansi plasma pengganti darah) dan perawatan di rumah sakit. Terapi untuk perdarahan yang mengancam nyawa (syok hemoragik) dan memerlukan anestesi, harus dilakukan dengan sangat hati-hati jika kehilangan darah banyak. Pada syok berat, lebih dipilih keretase tanpa anestesi kemudian Methergin. Pada abortus pada demam menggigil, tindakan utamanya dengan penisilin, ampisilin, sefalotin, rebofasin, dan pemberian infus.
2. Mola hidatidosa (Kista Vesikular)
Penyebab gangguan ini adalah pembengkakan/ edematosa pada vili (degenerasi hidrofik) dan proliferasi trofoblast. Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis yang ditemukan amenore, keluhan kehamilan yang berlebihan, perdarahan tidak teratur, sekret per vagina berlebihan. Pada hasil pemeriksaan, biasanya uterus lebih besar dari pada usia kehamilannya Karen ada pengeluaran kista. Kista ovarium tidak selalu dapat dideteksi. Pada mola kistik, hanya perdarahan mengancam yang boleh dianggap kedaruratan akut, akibatnya tindakan berikut tidak dapat dilakukan pada kejadian gawat-darurat.
Terapi untuk gangguan ini adalah segera merawat pasien di rumah sakit, dan pasien diberi terapi oksitosin dosis tinggi, pembersihan uterus dengan hati-hati, atau histerektomi untuk wanita tua atau yang tidak menginginkan menambah anak lagi, transfuse darah, dan antibiotika.
3. Kehamilan Ekstrauteri (Ektopik)
Penyebab gangguan ini adalah terlambatnya transport ovum karena obstruksi mekanis pada jalan yang melewati tuba uteri. Kehamilan tuba terutama di ampula, jarang terjadi kehamilan di ovarium. Diagnosis ditegakkan melalui adanya amenore 3-10 minggu, jarang lebih lama, perdarahan per vagina tidak teratur (tidak selalu).
Nyeri yang terjadi serupa dengan nyeri melahirkan, sering unilateral (abortus tuba), hebat dan akut (rupture tuba), ada nyeri tekan abdomen yang jelas dan menyebar. Kavum douglas menonjol dan sensitive terhadap tekanan. Jika ada perdarahan intra-abdominal, gejalanya sebagai berikut:
1. Sensitivitas tekanan pada abdomen bagian bawah, lebih jarang pada abdomen bagian atas.
2. Abdomen tegang.
3. Mual.
4. Nyeri bahu.
5. Membran mukosa anemis.
Jika terjdi syok, akan ditemukan nadi lemah dan cepat, tekanan darah di bawah 100 mmHg, wajah tampak kurus dan bentuknya menonjol-terutama hidung, keringat dingin, ekstremitas pucat, kuku kebiruan, dan mungkin terjadi gangguan kesadaran.
Terapi untuk gangguan ini adalah dengan infuse ekspander plasma (Haemaccel, Macrodex) 1000 ml atau merujuk ke rumah sakit secepatnya.
4. Plasenta previa
Plasenta previa adalah tertanamnya bagian plasenta ke dalam segmen bawah uterus. Penyebab gangguan ini adalah terjadi fase pergeseran/ tumpang tindihnya plasenta di atas ostium uteri internum yang menyebabkan pelepasan plasenta. Diagnosis ditegakkan dengan menemukan gejala utama. Pasien ini mungkin tidak mengalami nyeri, perdarahan berulang atau kontinu dalam trimester tiga atau selama persalinan tanpa penyebab yang jelas.juga ditemukan uterus selalu lunak, abdomen tidak tegang, umumnya tanpa kontraksi persalina atau hanya sedikit. Keadaan umum pasien berhubungan dengan kehilangan darah. Sebagian besar bunyi jantung janin tetap baik, bunyi jantung yang tidak memuaskan atau tidak ada hanya pada kasus rupture plasenta atau pelepasan yang luas.
Tindakan pada plasenta previa
1. Tindakan dasar umum. Memantau tekanan darah, nadi, dan hemoglobin, memberi oksigen, memasang infuse, member ekspander plasma atau serum yang diawetkan. Usahakan pemberian darah lengkap yang telah diawetkan dalam jumlah mencukupi.
2. Pada perdarahan yang mengancam nyawa, seksio sesarea segera dilakukan setelah pengobatan syok dimulai.
3. Pada perdarahan yang tetap hebat atau meningkat karena plasenta previa totalis atau parsialis, segera lakukan seksio sesaria; karena plasenta letak rendah (plasenta tidak terlihat jika lebar mulut serviks sekitar 4-5 cm), pecahkan selaput ketuban dan berikan infuse oksitosin; jika perdarahan tidak berhenti, lakukan persalinan pervagina dengan forsep atau ekstraksi vakum; jika perdarahan tidak berhenti lakukan seksio sesaria.
4. Tindakan setelah melahirkan.
a. Cegah syok (syok hemoragik)
b. Pantau urin dengan kateter menetap
c. Pantau sistem koagulasi (koagulopati).
d. Pada bayi, pantau hemoglobin, hitung eritrosit, dan hematokrit.
Terapi atau tindakan terhadap gangguan ini dilakukan di tempat praktik. Pada kasus perdarahn yang banyak, pengobatan syok adalah dengan infuse Macrodex, Periston, Haemaccel, Plasmagel, Plasmafudin. Pada kasus pasien gelisah, diberikan 10 mg valium (diazepam) IM atau IV secara perlahan.
5. Solusio (Abrupsio) Plasenta
Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta yang tertanam normal pada dinding uterus baik lengkap mauppun parsial, pada usia kehamilan 20 minggu atau lebih. Penyebabnya adalah hematoma retroplasenta akibat perdarahan dari uteri (perubahan dinding pembuluh darah), peningkatan tekanan di dalam ruangan intervillus ditingkatkan oleh hipertensi atau toksemia. Diagnosis ditegakkan melalui temuan nyeri (akibat kontraksi peralinan sering ada sebagai nyeri kontinu, uterus tetanik), perdarahan per vagina (jarang ada dan dalam kasus berat, perdarahan eksternal bervariasi), bunyi jantung jani berfluktuasi (hampir selalu melebihi batas-batas norma, umumnya tidak ada pada kasus berat), syok (nadi lemah, cepat, tekanan darah rendah, pucat, berkeringat dingin, ekstremitas dingin, kuku biru).
Penderita yang disangka menderita solusio plasenta dengan pendarahan genetalia selama kehamilan lanjut, persalinan harus di rumah sakit. Selama solusio plasenta, dapat terjadi hal-hal berikut:
1. Perdarahan yang mengancam nyawa dan syok.
2. Tromboplasti yang diikuti oleh apopleksi uteroplasenta.
3. Gagal ginjal akut, pada kasus anuria atau oligouria yang lebih ringan, pada kasus ginjal syok yang berat dan nekrosis korteks ginjal.
4. Infuse amnion (sangat jarang).
Tindakan yang dilakukan di tempat praktik dokter harus hati-hati ketika melakukan pemeriksaan luar, harus menghindari pemeriksaan vagina. Di tempat praktik dokter, biasanya sangat sulit membedakan dengan jelas solusio plasenta dari plasenta previa. Pasien diberi infuse Macrodex, Periston, Haemaccel, Plasmagel, dan Plasmafudin, serta petidin (Dolantin) 100 mg IM. Tindakan di rumah sakit meliputi pemeriksaan umum yang teliti (nadi, tekanan darah, jumlah perdarahan per vagina, penentuan hemoglobin, hematokrit dan pemantauan pengeluaran urin).
Profilaksis untuk syok dengan mulai memberi infuse, menyediakan darah lengkap yang diawetkan, pemeriksaan golongan darah dan profil koagulasi. Pemeriksaan vagina, pada perdarahan hebat pecahkan selaput ketuban tanpa memandang keadaan serviks dan nyeri persalinan. Tindakan ini harus diikuti dengan infuse oksitosin (Syntocinon) 3 unit per 500 ml. Penghilangan nyeri dan sedative untuk profilaksis syok menggunakan dolantin (Petidin), novalgin (Noraminodopirin) IV, talwin (Pentazosin) IV dan IM.
Tindakan tambahan pada janin yang hidup dan dapat hidup adalah dengan seksio sesaria. Pada janin yang mati, usahakan persalinan spontan. Jika perlu, ekstraksi vakum atau kraniotomi pada perdarahan yang mengancam nyawa (juga pada janin yang mati atau tidak dapat hidup).
6. Retensio Plasenta (Plasenta Inkompletus)
Penyebab gangguan ini adalah retensio (nyeri lahir yang kurang kuat atau perlengkapan patologi) dan inkarserasi (spasme pada daerah isthmus serviks, sering disebabkan oleh kelebihan dosis analgesik). Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya plasenta tidak lahir spontan dan tidak yakin apakah plasenta lengkap.
Terapi untuk retensio atau inkarserasi adalah 35 unit Syntocinon (oksitosin) IV yang diikuti oleh usaha pengeluaran secara hati-hati dengan tekanan pada fundus. Jika plasenta tidak lahir, usahakan pengeluaran secara manual setelah 15 menit. Jika ada keraguan tentang lengkapnya plasenta,lakukan palpasi sekunder.
7. Ruptur Uteri
Penyebab rupture uteri meliputi tindakan obstetric (versi), ketidakseimbangan fetopelvik, letak lintang yang diabaikan kelebihan dosis obat untuk nyeri persalinan atau induksi persalinan, jaringan parut pada uterus (keadaan setelah seksio sesaria, meomenukleasi, operasi Strassman, eksisi baji suetu tuba), kecelakaan (kecelakaan lalu lintas), sangat jarang.
Rupture Uteri mengancam (hampir lahir) diagnosis melalui temuan peningkatan aktifitas kontraksi persalinan (gejolak nyeri persalinan), terhentinya persalinan, regangan berlebihan disertai nyeri pada segmen bawah rahim (sering gejala utama), pergerakan cincin Bandl ke atas, tegangan pada ligament rotundum, dan kegelisahan wanita yang akan bersalin.
Rupture yang sebenarnya didiagnosis melalui temuan adanya kontraksi persalinan menurun atau berhenti mendadak (munculnya sebagian atau seluruh janin kedalam rongga abdomen yang bebas), berhentinya bunyi jantung atau pergerakannya atau keduanya, peningkatan tekanan akibat arah janin, gejala rangsangan peritoneal (nyeri difus, muscular defence, dan nyeri tekan) keadaan syok peritoneal, perdarahan eksternal (hanya pada 25% kasus), perdarahan internal (anemia, tumor yang tumbuh cepat disamping rahim yang menunjukkan hematoma karena rupture inkompletus/ terselubung).
Rupture tenang didiagnosis melalui temuan setiap keadaan syok yang tidak dapat dijelaskan pada inpartum atau pasca partum dan harus dicurigai dibsebabkan oleh ruptur uteri.
Terapi untuk gangguan ini meliputi hal-hal berikut.
1. Histerektomi total, umumnya rupture meluas ke segmen bawah uteri, sering ke dalam serviks.
2. Hesterektomi supra vagina hanya dalam kasus gawat darurat.
3. Membersihkan uterus dan menjahit rupture, bahaya rupture baru pada kehamilan berikutnya sangat tinggi.
4. Pada hematoma parametrium dan angioreksis (ruptur pembuluh darah). Buang hematoma hingga bersih, jika perlu ikat arteri iliaka hipogastrikum.
5. Pengobatan antisyok harus dimulai bahkan sebelum dilakukan operasi.
8. Perdarahan Pascapersalinan
Penyebab gangguan ini adalah kelainan pelepasan dan kontraksi, rupture serviks dan vagina (lebih jarang laserasi perineum), retensio sisa plasenta, dan koagulopati. Perdarahan pascapersalinan tidak lebih dari 500 ml selama 24 jam pertama, kehilangan darah 500 ml atau lebih berarti bahaya syok. Perdarahan yang terjadi bersifat mendadak sangat parah (jarang), perdarahan sedang (pada kebanyakan kasus), dan perdarahan sedang menetap (terutama pada ruptur). Peningkatan anemia akan mengancam terjadinya syok, kegelisahan, mual, peningkatan frekuensi nadi, dan penurunan tekanan darah.
Terapinya bergantung penyebab perdarahan, tetapi selalu dimulai dengan pemberian infuse dengan ekspander plasma, sediakan darah yang cukup untuk mengganti yang hilang, dan jangan memindahkan penderita dalam keadaan syok yang dalam. Pada perdarahan sekunder atonik:
1. Beri Syntocinon (oksitosin) 5-10 unit IV, tetes oksitosin dengan dosis 20 unit atau lebih dalam larutan glukosa 500 ml.
2. Pegang dari luar dan gerakkan uterus ke arah atas.
3. Kompresi uterus bimanual.
4. Kompresi aorta abdominalis.
5. Lakukan hiserektomi sebagai tindakan akhir.
9. Syok Hemoragik
Penyebab gangguan ini.
1. Perdarahan eksterna atau interna yang menyebabkan hiposekmia atau ataksia vasomotor akut.
2. Ketidakcocokan antara kebutuhan metabolit perifer dan peningkatan transpor gangguan metabolic, kekurangan oksigen jaringan dan penimbunan hasil sisa metabolik yang menyebabkan cidera sel yang semula reversibel kemudian tidak reversibel lagi.
3. Gangguan mikrosirkulasi.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan tekanan darah dan nadi; pemeriksaan suhu, warna kulit, dan membrane mukosa perbedaab suhu antara bagian pusat dan perifer badan; evaluasi keadaan pengisian (kontraksi) vena dan evaluasi palung kuku; keterlambatan pengisian daerah kapiler setelah kuku ditekan; dan ekskresi urin tiap jam.
Setiap penderita syok hemoragik di rawat di rumah sakit. Terapi awal syok bertujuan mengembalikan hubungan normal antara volume kecepatan denyutjantung dan kebutuhan perifer yang sebenarnya.
10. Syok Septik (Bakteri, Endotoksin)
Penyebab gangguan ini adalah masuknya endotoksin bakteri gram negative (coli, proteus, pseudomonas, aerobakter, enterokokus). Toksin bakteri gram positif (streptokokus, Clostridium welchii) lebih jarang terjadi. Pada abortus septic, sering terjadi amnionitis atau pielonefritis. Adanya demam sering didahului dengan menggigil, yang diikuti penurunan suhu dalam beberapa jam, jarang terjadi hipotermi. Tanda lain adalah takikardia dan hipotensi yang jika tidak diobati hamper selalu berlanjut ke syok yang tidak reversible. Gangguan pikiran sementara (disorientasi) sering tidak diperhatikan. Nyeri pada abdomen (obstruksi portal dan ekstremitas yang tidak tegas). Ketidakcocokan antara gambaran setempat dan keparahan keadaan umum. Jika ada gagal ginjal akut dapat berlanjut ke anuria. Trobopenia sering terjadi hanya sementara.
Terapi untuk gangguan ini adalah tindakan segera selama fase awal. Terapi tambahan untuk pengobatan syok septic (bakteri) selalu bersifat syok hipovolemik (hipovolemia relatif) adalah terapi infuse secepat mungkin yang diarahkan pada asidosis metabolik. Terapi untuk infeksi adalah antibiotika (Leucomycin, kloramfenikol 2-3 mg/hari, penisilin sampai 80 juta satuan/ hari). Pengobatan insufisiensi ginjal dengan pengenalan dini bagi perkembangan insufisiensi ginjal, manitol (Osmofundin). Jika insufisiensi ginjal berlanjut 24 jam setelah kegagalan sirkulasi, diperlukan dialysis peritoneal.
11. Preeklamsia Berat
Istilah eklamsia berasal dari bahasa Yunani yang berarti “halilintar”. Kata tersebut dipakai karena seolah-olah gejala eklamsia terjadi dengan tiba-tiba tanpa didahului tanda-tanda lain. Pada wanita yang menderita eklamsia timbul serangan kejang yang diikuti oleh koma. Bergantung pada saat timbulnya, eklamsia dibedakan menjadi eklamsia gravidarum, eklamsia parturientum, dan eklamsia puerperalis.
Jika salah satu diantara gejala atau tanda berikut ditemukan pada ibu hamil, dapat diduga ibu tersebut mengalami preeklamsia berat.
1. Tekanan darah 160/110 mmHg.
2. Oligouria, urin kurang dari 400 cc/ 24 jam.
3. Proteinuria, lebih dari 3g/ liter.
4. Keluhan subyektif (nyeri epigastrium, gangguan penglihatan, nyeri kepala, edema paru, sianosis, gangguan kesadaran).
5. Pada pemeriksaan, ditemukan kadar enzim hati meningkat disertai ikterus, perdarahan pada retina, dan trombosit kurang dari 100.000/ mm.
Diagnosis eklamsia harus dapat dibedakan dari epilepsy, kejang karena obat anesthesia, atau koma karena sebab lain seperti diabetes. Komplikasi yang terberat adalah kematian ibu dan janin.
Sebagai pengobatan untuk mencegah timbulnya kejang dapat diberikan :
1. Larutan magnesium sulfat 40% sebanyak 10 ml (4 gram) disuntikkan intra muskulus pada bokong kiri dan kanan sebagai dosis permulaan, dan dapat diulang 4 gram tiap jam menurut keadaan. Obat tersebut selain menenangkan juga menurunkan tekanan darah dan meningkatkan dieresis.
2. Klorpomazin 50 mg intramuskulus.
3. Diazepam 20 mg intramuskulus.
Penanganan kejang dengan memberi obat anti-konvulsan, menyediakan perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan napas, masker,dan balon oksigen), memberi oksigen 6 liter/menit, melindungi pasien dari kemungkinan trauma tetapi jangan diikat terlalu keras, membaringkan pasien posisi miring kiri untuk mengurangi resiko respirasi. Setelah kejang, aspirasi mulut dan tenggorok jika perlu.
Penanganan umum meliputi :
1. Jika setelah penanganan diastolik tetap lebih dari 110 mmHg, beri obat anti hipertensi sampai tekanan diastolik di antara 90-100mmHg.
2. Pasang infus dengan jarum besar (16G atau lebih besar).
3. Ukur keseimbangan cairan jangan sampai terjadi overload cairan.
4. Kateterisasi urin untuk memantau pengeluaran urin dan proteinuria.
5. Jika jumlah urin kurang dari 30 ml/jam, hentikan magnesium sulfat dan berikan cairan IV NaCl 0,9% atau Ringer laktat 1 L/ 8 jam dan pantau kemungkinan edema paru.
6. Jangan tinggalkan pasien sendirian. Kejang disertai aspirasi muntah dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin.
7. Observasi tanda-tanda vital, refleks, dan denyut jantung tiap jam.
8. Auskultasi paru untuk mencari tanda-tanda edema paru.
9. Hentikan pemberian cairan IV dan beri diuretic (mis: furosemid 40 mg IV sekali saja jika ada edema paru).
10. Nilai pembekuan darah jika pembekuan tidak terjadi sesudah 7 menit (kemungkinan terdapat koagulopati).

Prinsip Umum, penilaian, penanganan persalinan preterm

Tekanan Darah

Sebelum membahas mengenai tekanan darah tinggi atau hipertensi, ada baiknya Anda mengenal terlebih dahulu tentang tekanan darah. Saat Anda melakukan pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis ke dokter, biasanya ada alat khusus yang digunakan oleh dokter untuk memeriksa tekanan darah. Alat untuk memeriksa tekanan darah disebut sphigmomanometer atau dikenal juga dengan tensimeter. Ada tensimeter digital dan ada juga tensimeter air raksa yang masih umum digunakan untuk pemeriksaan klinis.

Dokter akan melakukan pemeriksaan tekanan darah dengan menyuruh Anda duduk atau berbaring, karena itu posisi terbaik untuk mengukur tekanan darah. Lalu dokter biasanya akan mengikat kantung udara pada lengan kanan kecuali pada lengan tersebut terdapat cedera. Setelah itu, dilakukan pengukuran tekanan darah. Perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik disebut tekanan denyut.
Apa yang dimaksud dengan tekanan darah? Tekanan darah yaitu tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya terdapat dua angka yang akan disebut oleh dokter. Misalnya dokter menyebut 140-90, maka artinya adalah 140/90 mmHg. Angka pertama (140) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung atau pada saat jantung berdenyut atau berdetak, dan disebut tekanan sistolik atau sering disebut tekanan atas. Angka kedua (90) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastolik atau sering juga disebut tekanan bawah.
Setelah mengetahui tekanan darah, pasti Anda ingin mengetahui apakah tekanan darah Anda termasuk rendah, normal atau tinggi. Berikut ini penggolongan tekanan darah berdasarkan angka hasil pengukuran dengan tensimeter untuk tekanan sistolik dan diastolik.

HIPERTENSI

Mengapa Tekanan Darah Meningkat?

Apa yang menyebabkan tekanan darah bisa meningkat? Sebagai ilustrasi, jika Anda sedang menyiram kebun dengan selang. Jika Anda menekan ujung selang, maka air yang keluar akan semakin kencang. Hal itu karena tekanan air meningkat ketika selang ditekan. Selain itu, jika Anda memperbesar keran air, maka aliran air yang melalui selang akan semakin kencang karena debit air yang meningkat.
Hal yang sama juga terjadi dengan darah Anda. Jika pembuluh darah Anda menyempit, maka tekanan darah di dalam pembuluh darah akan meningkat. Selain itu, jika jumlah darah yang mengalir bertambah, tekanan darah juga akan meningkat.

Penyebab Darah Tinggi

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang memiliki tekanan darah tinggi. Ada faktor penyebab tekanan darah tinggi yang tidak dapat Anda kendalikan. Ada juga yang dapat Anda kendalikan sehingga bisa mengatasi penyakit darah tinggi. Beberapa faktor tersebut antara lain:
  • Keturunan

    Faktor ini tidak bisa Anda kendalikan. Jika seseorang memiliki orang-tua atau saudara yang memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita tekanan darah tinggi lebih besar. Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan darah tinggi lebih tinggi pada kembar identik daripada yang kembar tidak identik. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk masalah tekanan darah tinggi.
  • Usia

    Faktor ini tidak bisa Anda kendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa seraya usia seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Anda tidak dapat mengharapkan bahwa tekanan darah Anda saat muda akan sama ketika Anda bertambah tua. Namun Anda dapat mengendalikan agar jangan melewati batas atas yang normal.
  • Garam

    Faktor ini bisa Anda kendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat pada beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes, penderita hipertensi ringan, orang dengan usia tua, dan mereka yang berkulit hitam.
  • Kolesterol

    Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam darah Anda, dapat menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan meningkat. Kendalikan kolesterol Anda sedini mungkin. Untuk tips mengendalikan kolesterol, silahkan lihat artikel berikut: kolesterol.
  • Obesitas / Kegemukan

    Faktor ini bisa Anda kendalikan. Orang yang memiliki berat badan di atas 30 persen berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah tinggi.
  • Stres

    Faktor ini bisa Anda kendalikan. Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga dapat memicu tekanan darah tinggi.
  • Rokok

    Faktor ini bisa Anda kendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah menjadi tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes, serangan jantung dan stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan ketika memiliki tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang sangat berbahaya yang akan memicu penyakit-penyakit yang berkaitan dengan jantung dan darah.
  • Kafein

    Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun minuman cola bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.
  • Alkohol

    Faktor ini bisa Anda kendalikan. Konsumsi alkohol secara berlebihan juga menyebabkan tekanan darah tinggi.
  • Kurang Olahraga

    Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebabkan tekanan darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu menurunkan tekanan darah tinggi Anda namun jangan melakukan olahraga yang berat jika Anda menderita tekanan darah tinggi.
  •  
  •  GRASTISTIS
  • Gastritis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok kondisi dengan satu hal yang sama: radang selaput perut Anda. Peradangan ini – gastritis sering kali adalah hasil dari infeksi bakteri yang menyebabkan radang perut yang paling sering ditemukan. Namun, banyak faktor lain – seperti cedera – traumatis, penggunaan obat penghilang rasa sakit tertentu atau minum alkohol terlalu banyak – juga dapat berkontribusi untuk terjadinya gastritis.
    Gastritis dapat terjadi secara mendadak (gastritis akut) atau bisa terjadi perlahan-lahan dari waktu ke waktu (gastritis kronis). Dalam beberapa kasus, gastritis dapat menyebabkan bisul ( ulkus )pada lambung dan peningkatan risiko kanker perut. Bagi kebanyakan orang, gastritis tidaklah serius dan dapat dengan cepat mereda bahkan sembuh dengan pengobatan.
    Tanda-tanda dan gejala gastritis meliputi:
    * Rasa terbakar, sakit atau sakit (gangguan pencernaan) di perut bagian atas Anda yang mungkin menjadi membaik setelah lambung terisi makanan.
    * Mual
    * Muntah
    * Kehilangan nafsu makan
    * Sendawa atau kembung
    * Perasaan penuh di perut bagian atas setelah makan
    * Berat badan menurun.
    Gastritis akut terjadi tiba-tiba dan lebih cenderung menyebabkan rasa sakit, mual dan rasa terbakar atau ketidaknyamanan di perut bagian atas. Gastritis kronis berkembang secara bertahap dan perlahan serta lebih cenderung menyebabkan rasa sakit yang tajam, perasaan penuh pada lambung atau kehilangan nafsu makan setelah makan. Bagi banyak orang, gastritis kronis sering tidak menyebabkan tanda-tanda atau gejala sama sekali.
    Kadang-kadang, gastritis dapat menyebabkan pendarahan lambung, meskipun jarang sampai parah. Namun perlu diingat bahwa pendarahan di perut Anda yang menyebabkan Anda muntah darah atau muntah cairan hitam, kondisi seperti ini tentu membutuhkan perawatan medis segera.
    Kapan Sebaiknya Anda ke dokter
    Hampir semua orang dapat mengalami serangan dari gangguan pencernaan dan iritasi lambung. Sebagian besar kasus gangguan pencernaan terjadi hanya untuk waktu yang tidak lama dan tidak memerlukan perawatan medis. Tapi jika Anda mengalami tanda-tanda dan gejala gastritis secara konsisten selama seminggu atau lebih, segeralah hubungi dokter Anda. Dan pastikan untuk memberitahu dokter jika Anda mengalami masalah perut setelah mengambil resep obat , atau langsung membeli obat ditoko obat , terutama aspirin atau obat penghilang rasa sakit lainnya.
    Demikian juga jika Anda muntah darah atau darah dalam kotoran Anda, tentu dokter Anda akan segera melakukan pemeriksaan untuk menentukan penyebabnya.
    Gastritis biasanya terjadi ketika lapisan pelindung perut Anda menjadi lemah atau rusak. Sebuah hambatan berlapis lendir melindungi dinding perut dari asam ( HCL )yang membantu mencerna makanan Anda. Kelemahan dalam rintangan pelindung ini memungkinkan cairan asam pencernaan Anda merusak dan melukai lapisan perut Anda.
    Sejumlah faktor yang dapat menyebabkan atau memicu gastritis, termasuk:
    * Infeksi bakteri. Orang yang terinfeksi dengan Helicobacter pylori dapat mengalami gastritis – gastritis kronis adalah yang paling umum. Setengah populasi dunia diperkirakan terinfeksi dengan bakteri ini, yang menular dari satu orang ke orang lain. Namun sebagian besar dari mereka yang terinfeksi tidak mengalami komplikasi dari infeksi H. pylori ini. Pada beberapa orang, H. pylori dapat menghancurkan lapisan pelindung dalam perut, yang menyebabkan perubahan lapisan perut . Alasan mengapa beberapa orang mengalami komplikasi dari infeksi H. pylori dan lainnya tidak sampai saat ini tidak jelas. Namun, dokter percaya kerentanan terhadap bakteri dapat diwariskan atau bisa juga disebabkan oleh pilihan gaya hidup, seperti merokok dan tingkat stres yang tinggi.
    * Penggunaan obat penghilang rasa sakit . obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID), seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen , dapat menyebabkan baik gastritis akut dan gastritis kronis. Menggunakan obat-obatan ini secara teratur atau terlalu banyak mengambil obat ini dapat mengurangi zat penting yang membantu melestarikan lapisan pelindung perut Anda.
    * Menggunakan alkohol berlebihan. Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapisan perut Anda, yang membuat perut Anda lebih rentan terhadap cairan pencernaan (HCL). penggunaan alkohol berlebihan lebih cenderung menyebabkan gastritis akut.
    * Stres. Pada stres berat akibat operasi pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau infeksi berat dapat menyebabkan gastritis akut.
    * Penyakit refluks empedu. Empedu – cairan yang membantu mencerna lemak – diproduksi di hati ( Lever ) Anda dan disimpan di kantong empedu Anda. Ketika itu dilepaskan dari kandung empedu, perjalanan empedu ke usus kecil Anda melalui serangkaian saluran yang tipis. Biasanya, otot sfingter seperti cincin (katup pilorus) mencegah empedu mengalir ke dalam perut Anda dari usus kecil . Tapi jika katup ini tidak bekerja dengan baik, atau jika sudah diangkat karena operasi, empedu bisa mengalir ke perut Anda, yang menyebabkan peradangan dan gastritis kronis.
    * Tubuh Anda sendiri menyerang sel-sel di perut Anda. Ini disebut dengan gastritis autoimun, ini kondisi yang jarang sekali terjadi, ketika tubuh Anda menyerang sel-sel yang membentuk lapisan perut Anda. Ini menghasilkan reaksi oleh sistem kekebalan tubuh yang dapat memakai pelindung diri pada perut Anda. Autoimmun gastritis lebih umum pada orang dengan gangguan autoimun lainnya, termasuk penyakit Hashimoto, penyakit Addison dan diabetes tipe 1. Autoimmune gastritis juga sering juga dikaitkan dengan kekurangan vitamin B-12.
    * Lain – lain Kondisi dan penyakit. Gastritis dapat berhubungan dengan kondisi medis lainnya, termasuk adalah HIV / AIDS, penyakit Crohn, infeksi parasit, beberapa kelainan jaringan ikat, dan hati atau gagal ginjal.

    Pengobatan Gastritis
    Pengobatan gastritis tergantung pada penyebab yang ditemukan secara spesifik. Gastritis akut yang disebabkan oleh NSAID atau alkohol dapat dihilangkan dengan menghentikan penggunaan zat tersebut. Gastritis kronis yang disebabkan oleh infeksi H. pylori diperlakukan dengan memberantas bakteri penyebab. Kebanyakan rencana pengobatan gastritis juga menggabungkan obat yang dapat mengatasi asam lambung untuk mengurangi tanda dan gejala yang Anda rasakan dan mempercepat penyembuhan dalam perut Anda.
    Obat untuk mengobati asam lambung
    Asam perut yang meradang mengganggu jaringan di perut Anda, menyebabkan rasa sakit dan peradangan lebih lanjut. Itu sebabnya, bagi sebagian besar jenis gastritis, pengobatan melibatkan pemakaian obat untuk mengurangi atau menetralkan asam lambung, seperti:
    Antasida. Obat antasid Over-the-counter dalam bentuk cair atau tablet adalah pengobatan umum untuk gastritis ringan. Antasida menetralisir asam lambung dan dapat memberikan bantuan untuk meredakan nyeri dengan cepat.
    * Asam blocker. Ketika antasida tidak memberikan bantuan yang cukup memadai, dokter mungkin akan merekomendasikan obat lainnya, seperti cimetidine , ranitidin , nizatidine (Axid) atau famotidine , dapat membantu mengurangi jumlah asam lambung Anda.
    * Pengobatan dengan penekan pompa asam. ( Inhibitor pompa proton ) dapat mengurangi asam dengan memblokir aksi pompa sel ( sel yang mensekresi asam lambung Anda). Dalam katagori ini termasuk omeprazole , lansoprazole , rabeprazole dan esomeprazole .
    Pengobatan infeksi H. pylori
    Dokter biasanya menggunakan beberapa regimen untuk mengobati infeksi H. Pylori. Kebanyakan menggunakan kombinasi dua antibiotik dan inhibitor pompa proton. Kadang-kadang bismut (Pepto-Bismol) ditambahkan kedalam kombinasi pengobatan . Antibiotik yang membantu menghancurkan bakteri, dan inhibitor pompa proton dapat mengurangi rasa sakit dan mual, menyembuhkan inflamasi dan dapat meningkatkan efektifitas antibiotik dalam proses pengobatan.
    Untuk memastikan bahwa H. pylori telah dieliminasi, dokter Anda mungkin akan melakukan serangkaian tes lagi setelah terapi.
    Segeralah konsultasikan masalah Anda bila merasakan gejala penyakit Gastritis ini sebelum menjadi lebih parah.
    KEHAMILAN TERAPOETIK
    Ovum yang dibuahi (blastokista) biasanya tertanam di lapisan endometrium rongga uterus. Implantasi di tempat lain disebut kehamilan ektopik. Lebih dan 1 dalam setiap 100 kehamilan di Amerika Serikat adalah kehamilan ektopik, dan lebih dari 95% kehamilan ektopik terjadi di tuba falopii.
    Tipe kehamilan ektopik lainnya adalah implantasi trofoblas di serviks (kehamilan serviks) atau ovarium (kehamilan ovarium). Kehamilan abdomen terjadi jika plasenta yang sedang tumbuh di dalam tuba fallopii pecah ke dalam rongga peritoneum dan terjadi implantasi di struktur panggul, termasuk uterus, usus, atau dinding samping panggul.

    Telah terjadi peningkatan jurnlah absolut dan laju kehamilan ektopik yang cukup tajam di Amerika Serikat dalam dua dekade terakhir. Beberapa hal yang mungkin menjadi penyebabnya adalah: (1) peningkatan prevalensi infeksi tuba akibat penyakit menular seksual, (2) diagnosis yang lebih dini dengan pemeriksaan yang iebih peka terhadap gonadotropin korion dan ultrasound transvagina, (3) popularitas kontrasepsi yang mencegah kehamilan intrauterus tetapi tidak dapat mencegah kehamilan ekstrauterus, (4) kegagalan sterilisasi tuba, (5) induksi aborsi yang diikuti oleh in feksi, (6) peningkatan penggunaan teknik bantuan reproduksi, dan (7) pembedahan tuba, termasuk riwayat salpingotomi akibat kehamilan tuba dan tubuloplasti.
    Kehamilan ektopik masih menjadi penyebab utama kematian ibu hamil di Amerika Serikat dan merupakan penyebab tersering mortalitas ibu pada trimester pertama. Akan tetapi, angka kefatalan kasus (case-fatality-rate) menurun secara bermakna antara tahun 1970 dan 1989. Penurunan drastis kematian akibat kehamilan ektopik ini mungkin disebabkan oleh membaiknya diagnosis dan penatalaksanaan.
    KEHAMILAN TUBA
    Gejala dan Tanda
    Ovum yang dibuahi dapat berkembang di setiap bagian oviduktus yang menyebabkan kehamilan tuba di ampula, ismus, atau interstisium (kornu). Ampula adalah tempat tersering kehamilan tuba, sedangkan kehamilan interstisium terhitung hanya sekitar 3% dari seluruh gestasi tuba.
    Nyeri
    Gejala yang muncul berkaitan dengan apakah kehamilan ektopik sudah pecah. Gejala yang paling sering dialami adalah nyeri panggul dan perut. Gejala pencernaan dan pusing atau berkunang-kunang juga sering terjadi, terutama setelah ruptur. Nyeri dada pleuritik dapat terjadi akibat iritasi diafragma oleh perdarahan.
    Haid Abnormal
    Sebagian besar wanita melaporkan amenorea dengan bercak-bercak perdarahan per vagina. Perdarahan uterus yang terjadi pada kehamilan tuba sering disangka sebagai paid sejati. Perdarahan ini biasanya sedikit, berwarna cokelat tua, dan mungkin intermiten atau terus-menerus. Pada kehamilan tuba, jarang terjadi perdarahan per vagina yang hebat.
    Nyeri Tekan Abdomen dan Panggul
    Nyeri hebat pada pemeriksaan abdomen dan pemeriksaan vagina, terutama saat serviks digerakkan, dijumpai pada lebih dart tiga perempat wanita dengan ruptur kehamilan tuba. Akan tetapi, nyeri tekan ini mungkin tidak ada sebelum terjadi ruptur.
    Perubahan Uterus
    Pada kehamilan tuba, uterus dapat turnbuh selama 3 bulan pertama karena pengaruh hormon placenta. Konsistensi uterus juga mungkin serupa dengan yang dijumpai pada kehamilan normal. Uterus dapat terdorong ke samping oleh massy ektopik, atau jika ligament= latum terisi oleh darah, uterus dapat sangat terdesak. Silinder desidua uterus terbentuk pada 5 hingga 10 persen wanita dengan kehamilan ektopik. Keluarnra struktur ini mungkin disertai oleh rasa krain yang serupa dengan yang dialami saat abortus spontan.
    Tekanan Darah dan Nadi
    Sebelum pecah, tanda-tanda vital umumnya normal. Respons awal terhadap ruptur dapat berkisar dari tanpa perubahan tanda-tanda vital hingga peningkatan ringan tekanan darah, atau respons vasovagus disertai bradikardi dan hipotensi. Tekanan darah akan turun dan nadi meningkat hanya jika perdarahan berlanjut dan terjadi hipovolemia.
    Suhu
    Setelah perdarahan akut, suhu mungkin normal atau bahkan rendah. Suhu dapat meningkat hingga 38 C, tetapi tanpa infeksi suhu jarang melebilu angka ini.

    Massa Panggul

    Pada pemeriksaan bimanual, dapat diraba suatu massa di panggul pada 20 persen pasien. Massa tersebut hampir selalu terletak di posterior atau lateral uterus. Massa biasanva lunak dan elastik.
    Kuldosentesis
    Kuldosentesis adalah suatu teknik sederhana untuk mengidentifikasi hemoperitoneurn. Serviks ditarik ke arah simfisis dengan sebuah tenakulum, dan dimasukkan sebuah jarum panjang ukuran 16 atau 18 melalui forniks posterior ke dalam cul-de-sac. Potongan bekuan darah lama yang mengandung cairan, atau cairan mengandung darah yang tidak membeku, sesuai dengan diagnosis hemoperitoneum akibat kehamilan ektopik. Jika darah yang disedot membeku, maka darah tersebut mungkin berasal dari pembuluh darah yang tertusuk dan bukan dart perdarahan pada kehamilan ektopik. Tidak adanya cairan yang tersedot, tidak rnenyingkirkan diagnosis kehamilan ektopik.
    Pemeriksaan Laboratorium Hemoglobin, Hematokrit, dan Hitung Leukosit
    Setelah perdarahan, volume darah yang berkurang dikembalikan ke arah normal oleh hemodilusi rang berlangsung dalam satu atau beberapa hari. Oleh karena itu, pemeriksaan hemoglobin atau hematokrit pada awalnya mungkin hanya memperlihatkan sedikit penurunan. Pada kehamilan ektopik terganggu, derajat leukositosis sangat bervariasi. Pada sekitar separuh wanita, dapat ditemukan leukositosis hingga 30.000/p.L.
    Pemeriksaan Urine untuk Kehamilan
    Pemeriksaan urine yang tersering digunakan adalah pemeriksaan latex agglutination inhibition (hambatan penggumpalan lateks) menggunakan slide dengan sensitivitas untuk gonadotropin korion (hCG) dalam kisaran 500 hingga 800 rnIU/mL. Pada kehamilan ektopik, kemungkinan positif hanvalah 50 hingga 60 persen. Jika digunakan tabung, deteksi hCG adalah dalam kisaran 150 hingga 250 mIU/
    dan uji ini positif pada 80 hingga 85 persen kehamilan ektopik. Uji yang menggunakan enume-linked immunosorbent assay (ELISA) sensitif hingga 10 sampai 50 mIU/mL dan positif pada 95 persen kehamilan ektopik.
    Pemeriksaan Beta-hCG Serum
    Radioimmunoassuy, dengan sensitivitas 5 sampai 10 mIU/rni, merupakan metode paling tepat untuk mendeteksi kehamilan. Karena saw kali basil pemeriksaan serum yang positif tidak menyingkirkan kehamilan ektopik maka dirancanglah
    beberapa metode yang menggunakan nilai serum kuantitatif serial untuk menegakkan diagnosis. Metode ini sering digunakan bersama dengan sonografi (lihat bagian selanjutnya tentang kombinasi B-hCG plus sonografi).
    Progesteron Serum
    Satu kali pengukuran progesteron sering dapat digunakan untuk memastikan kehamilan yang berkembang norrnal. Nilai yang melebihi 25 ng/mL menyingkirkan kemungkinan kehamilan ektopik dengan sensitivitas 97,5 persen. Nilai yang kurang dart 5 ng/mL mengisyaratkan bahwa mudigah-janin telah meninggal, tetapi tidak menunjukkan lokasinya. Kadar progesteron antara 5 dan 25 rig/mi. bersifat inkonklusif.
    Pencitraan Ultrasound
    Sonografi Abdomen
    Kehamilan di tuba falopii sulit diidentifikasi dengan sonografi abdomen. Tidak adanya kehamilan di uterus secara sonografis, uji kehamilan yang positif, adanya cairan di cul-de-sac, dan adanya massa abnormal di panggul, menunjukkan kehamilan ektopik. Sayangnya, ultrasound rnungkin rnernberi gambaran kehamilan intrauterus pada sebagian kasus kehamilan ektopik saat bekuan darah atau silinder . desidua memberi gambaran seperti suatu kantong intrauterus kecil. Sebaliknya, terlihatnya suatu massa di adneksa atau cul-de-sac pada sonografi tidak selalu membantu karena kista korpus luteum dan usus yang terbelit secara sonografis kadang-kadang tampak seperti kehamilan tuba. Hal yang utama, suatu kehamilan intrauterus biasanya tidak terdeteksi dengan ultrasound abdomen hingga 5 atau 6 minggu haid atau konsentrasi B-hCG serum lebih dari 6000 mIU/mL.

    Sonografi Vagina

    Sonografi dengan transduser vagina dapat mendeteksi kehamilan uterus paling awal 1 minggu setelah terlambat haid jika kadar B-HCG serum lebih dart 1500 mIU/mL. Uterus yang kosong dengan konsentrasi B-hCG serum 1500 mIU/mL atau lebib sangat akurat untuk mengidentifikasi kehamilan ektopik. Identifikasi kantong gestasi dengan ukuran 1 hingga 3 mm atau lebih, yang terletak eksentrik di uterus, dan dikelilingi oleh reaksi desidua-korion meng,isyaratkan kehamilan intrauterus. Kutub janin di dalam kantong tersebut bersifat diagnostik untuk kehamilan intrauterus, terutama jika disertai oleh gerakan jantung janin. Tanpa kriteria ini, ultrasound mungkin nondiagnostik. Pada basil studi yang nondiagnostik, sebagian besar dokter menganjurkan sonografi serial disertai pengukuran serial B-hCG.
    Ultrasound Doppler Warna dan Berpulsa
    Pada teknik ini dilakukan identifikasi atas letak warna vaskular intra- atau ekstrauterus dalam bentuk khas yang disebut pola ring-of-fire dan pola aliran kecepatan-tinggi impedansi-rendah yang sesuai dengan perfusi plasenta. Jika pola ini terlihat di luar rongga uterus maka ditegakkan diagnosis kehamilan ektopik.
    Kombinasi B-hCG Serum Plus Sonografi
    Jika pada seorang wanita yang hemodinamikanya stabil dicurigai terdapat kehamilan ektopik, maka penatalaksanaan selanjutnya bergantung pada kadar B-hCG serum dan ultrasonografi. Jika kadar B-hCG kurang dari 1500 mIU/m1, dan pada sonografi, vagina uterus kosong, maka tidak dapat ditegakkan diagnosis pasti. Terdapat selang 20 hari antara deteksi labOratorium dan kemungkinan identifikasi kehamilan dengan ultrasound. Selama periode ini, wanita yang bersangkutan dapat mengalami abortus, mdanjutkan kehamilannya dan membentuk kantong gestasi normal, atau memperlihatkan tanda-tanda kehamilan ektopik.
    Pada wanita dengan kehamilan normal, rerata waktu untuk hCG dalam serum meningkat dua kali lipatnya adalah sekitar 48 jam. Kegagalan mempertahankan kecepatan peningkatan produksi B-hCG ini, disertai oleh kosongnya uterus, mengisyaratkan kehamilan ektopik.
    Penatalaksanaan
    Dahulu, biasanya dilakukan pembedahan untuk mengeluarkan tuba falopii yang rusak dan berdarah. Selama dua dekade terakhir, diagnosis dan terapi yang lebih dini memungkinkan kita menangani kehamilan ektopik yang belum pecah bahkan sebelum gejala-gejala klinis muncul. Diagnosis dini ini menyebabkan banyak kasus kehamilan ektopik dapat diatasi dengan terapi medis.
    Penanganan Menunggu
    Sebagian memilih mengamati kehamilan tuba yang sangat dini dengan kadar B-hCG serum yang stabil atau turun. Hampir sepertiga dari wanita dengan kehamilan
    ektopik akan memperlihatkan penurunan kadar B-hCG.
    Imunoglobulin Anti-D
    Jika wanita yang bersangkutan D negatif, tetapi belum tersensitisasi antigen D maka ia perlu diberi imunoglobulin anti-D.
    Metotreksat
    Pada keadaan-keadaan klinis tertentu, dianjurkan penanganan terapi medis dengan metotreksat. Perdarahan intra-abdomen aktif merupakan kontraindikasi bagi kemoterapi mi. Angka keberhasilan dengan seleksi pasien yang benar adalah lebih dari 90.persen. Sebagian wanita mungkin memerlukan pemberian beberapa kali.
    Pemilihan pasien. likuran massa ektopik dan kadar merupakan faktor penting. Keberhasilan paling besar terjadi jika gestasi berusia kurang dari 6 minggu, massa tuba bergaris tengah tidak lebih dari 3,5 cm, janin telah meninggal, dan kadar B-hCG kurang dari 15.000 Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (1998), kontraindikasi lain meliputi menyusui, imunodefisiensi, alkoholisme, penyakit hati atau ginjal, diskrasia darah, penyakit paru aktif, dan tukak peptik. Kandidat untuk terapi metotreksat harus memiliki hemodinarnika yang stabil dengan hemogram normal serta fungsi hati dan ginjal normal.
    Penetapan dosis metotreksat. Metotreksat adalah suatu obat antineoplastik yang bekerja sebagai antagonis asam folat dan sangat efektif terhadap trofoblas yang berproliferasi cepat.Meskipun terapi dosis tunggal lebih mudah diberikan dan dipantau dibandingkan dengan terapi dosis bervariasi, namun terapi dosis tunggal lebih sering menyebabkan persistensi kehamilan ektopik. Parkland Hospital biasanya menggunakan terapi dosis tunggal.
    Toksisitas dapat timbul secara mendadak dan mungkin parah; namun, sebagian besar regimen tidak banyak menyebabkan perubahan hasil laboratorium atau gejala. Efek samping umumnya mereda dalam 3 hingga 4 hari. Efek samping yang paling sering muncul adalah disfungsi hati, stomatitis, dan gastroenteritis. Pernah dilaporkan beberapa kasus demam dan neutropenia yang mengancam nyawa, pneumonitis transien akibat-obat, dan alopesia.
    Setelah terapi metotreksat, B-hCG biasanya menghilang dari plasma dalam 14 hingga 21 hari. Terapi dosis tunggal harus dipantau dengan menggunakan pemeriksaan berulang B-hCG serum pada interval 4 dan 7 hari. Pada pemberian metotreksat dosis variabel, konsentrasi B-hCG serum diukur setiap 48 jam sampai turun lebih dari 15 persen. Setelah pengobatan berhasil, dilakukan pengukuran 3- hCG serum setiap rninggu sampai kadarnya kurang dari 5 mILI/mL. Dianjurkan pengawasan rawat jalan, tetapi jika terdapat keraguan tentang keamanan, wanita yang bersangkutan dirawat Map. Kegagalan dinilai dari tidak adanya penurunan kadar,B-hCG, menetapnya massa ektopik, atau perdarahan intraperitoneum. Lima persen wanita yang diterapi metotreksat akan mengalami ruptur tuba.
    Pembedahan
    Laparoskopi lebih dianjurkan daripada laparotomi kecuali jika wanita yang bersangkutan tidak stabil. Meskipun hasil akhir reproduktif, termasuk angka kehamilan uterus dan kekambuhan kehamilan ektopik setara, namun laparoskopi lebih efektif biaya dan menghasilkan waktu penyembuhan yang lebih singkat. Pembedahan tuba untuk kehamilan ektopik dianggap konservatif jika tuba diselamatkan. Contohnya adalah salpingostomi, salpingotomi, dan ekspresi kehamilan ektopik melalui fimbria. Pembedahan radikal dilakukan jika diperlukan salpingektomi.
    Kuretase Pada banyak kasus, aborsi inkomplet dan kehamilan tuba dapat dibedakan dengan kuretase. Kuretase dianjurkan jika kadar progesteron serum kurang dari 5 ng/mL atau meningkat secara abnormal.
    Salpingostomi
    Tindakan ini digunakan untuk mengeluarkan kehamilan kecil yang biasanya panjangnya kurang dari 2 cm dan terletak di sepertiga distal tuba falopii. Dibuat sebuah sayatan lurus dengan panjang 10 sampai 15 mm atau kurang, di tepi antimesenterik tepat di atas kehamilan ektopik. Produk biasanya akan menyembul dari insisi tersebut dan dapat dikeluarkan secara hati-hati atau dibilas. Tempat perdarahan kecil diatasi dengan elektrokauterisasi atau laser, dan sayatan dibiarkan tidak dijahit untuk sembuh secara sekunder. Tindakan ini dapat dilakukan melalui laparoskop dan saat ini merupakan “baku emas” metode bedah untuk kehamilan ektopik yang belum terganggu.
    Salpingotomi
    Tindakan ini sama dengan salpingostomi kecuali sayatan ditutup dengan jahitan Vicryl 7-0 atau yang secara. Tidak terdapat perbedaan dalam prognosis dengan atau tanpa jahitan.
    Salpingektomi Reseksi tuba dapat dilakukan melalui laparoskop operatif dan dapat digunakan baik pada kehamilan ektopik terganggu atau belum terganggu. Saat mengangkat tuba falopii, dianjurkan untuk membuat sayatan baji tidak melebihi sepertiga luar bagian interstisium tuba. Reseksi kornu ini dilakukan sebagai upaya memperkecil kemungkinan (walaupun jarang) kekambuhan kehamilan di kuntong tuba.
    Reseksi segmental dan anastomosis
    Reseksi massa dan anastomosis tuba kadang-kadang dilakukan untuk kehamilan ismus yang belum ruptur. Pendekatan ini digunakan untuk menghindari pembentukan jaringan parut dan penyempitan yang ditimbulkan oleh salpingostomi. Setelah segmen tuba dipajankan, mesosalping di bawah tuba disayat, dan ismus tuba yang mengandung massa ektopik direseksi. Mesosalping dijahit sehingga puntung tuba menyatu. Segmen tuba kemudian dijahit lapis demi lapis dengan Vicryl 7-0 interuptus. Prosedur ini paling baik dilakukan dengan teknik bedah mikro dan pembesaran lapangan operasi.